Jumat, 17 Desember 2010

JENIS JENIS PERSOALAN TATA LETAK

Jenis-Jenis Persoalan Tata Letak
Ada beberapa hal yang mendorong perlu dilakukannya penataan kembali atau relayout sebagai bagian dari persoalan tata letak pabrik, di bawah ini merupakan jenis-jenis persoalan tata letak:
1. Perubahan rancangan yaitu, tata letak perlu ditata ulang apabila perubahan rancangan produk memnyebabkan adanya penambahan atau penggantian salah satu atau beberapa jenis mesin yang telah ada.
2. Perluasan departemen yaitu, adanya peningkatan kapasitas produksi yang diikuti penambahan sejumlah mesin mengakibatkan peningkatan kebutuhan ruang, sehingga memerlukan penyesuaian atau penataan ulang tata letak yang ada.
3. Pengurangan departemen yaitu, mengurangi sejumlah mesin tertentu karena ingin menurunkan tingkat produksi maka ruangan yang tidak terpakai akan berkurang dan jarak antar mesin atau proses menjauh pula.
4. Penambahan produk baru yaitu, dengan adanya produk baru mengakibatkan penambahan mesin baru dan membutuhkan penataan kembali tata letak yang sudah ada.
5. Pemindahan departemen yaitu, bila perusahaan menemukan aliran bahan yang kurang baik maka perlu melakukan pemindahan mesin atau departemen.
6. Penambahan departemen baru, hal ini terjadi mungkin adanya akibat kebutuhan pengadaan suatu departemen untuk pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya.
7. Perubahan metode produksi yaitu, upaya meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan perbaikan-perbaikan metode produksi dan perusahaan perlu meningkatkan utilisasi ruang yang tersedia sehingga memerlukan penataan kembalifasilitas secara keseluruhan.
8. Peremajaan peralatan yang rusak, untuk mendukung kegiatan perawatan mesin dan peralatan maka perusahaan perlu mengatur lokasi yang sesuai berdasarkan tingkat kedekatan.
9. Penurunan biaya, pada dasarnya pemanfaatan ruang yang sia-sia merupakan biaya tersembunyi (hidden cost). Sementara itu ada ruang yang sama sekali tidak terpakai yang berarti biaya yang dikeluarkan tidak memberikan manfaat atau nilai tambah apa pun.
10. Pendirian pabrik baru yaitu, pembangunan pabrik baru sudah jelas merancang tata letak fasilitas yang dibutuhkan.
(Hadiguna, 2008, P.13-15)

Perencanaan Rancang Fasilitas


Tujuan Rancang Fasilitas
Menurut Sritomo (2009):
  1. Menaikkan output produksi
  2. Mengurangi waktu tunggu (delay)
  3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling)
  4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang, dan service.
  5. Pengdaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan atau fasilitas produksi lainnya.
  6. Mengurangi inventory in-process
  7. Proses manufakturing yang lebih singkat
  8. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator
  9. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja
  10. Mempermudah aktivitas supervisi
  11. Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran
  12. Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi.

Berikut ini adalah tujuan dari Rancang Fasilitas:
1.    Memanfaatkan area yang ada.
2.    Pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja dan fasilitas produksi lebih besar.
3.    Meminimumkan material handling.
4.    Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kemacetan.
5.    Memberikan jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan bagi pekerja.
6.    Mempersingkat proses manufaktur.
7.    Mengurangi persediaan setengah jadi.
8.    Mempermudah aktivitas supervise.
(Slide Perancangan Tata Letak, oleh:Azizah Aisyati)


Fungsi dan Kegiatan Rancang Fasilitas
Menurut Sritomo (2009):
  1. Minimum transportasi dari proses pemindahan bahan.
  2. Minimumkan gerakan balik yang tidak perlu.
  3. Minimum pemakaian area tanah.
  4. Pola aliran produksi yang terbaik.
  5. Keseimbangan penggunaan are tanah yang dimiliki.
  6. Keseimbangan didalam lintasan perakitan (Assembly line balancing)
  7. Kemungkinan dan fleksibilitas untuk menghadapi kemungkinan ekspansi dimasa mendatang.

Proses Rancang Fasilitas
Menurut Sritomo (2009):
Desain bangun dan kontruksinya
  1. Jarak bentangan dan kolom
  2. Lantai
-          Lantai atau pondasi harus cukup kuat untuk menunjang segala peralatan dan produk yang ada
-          Lantai harus cukup rata untuk keseluruhan bangunan pabrik
  1. Dinding dan jendela
  2. Atap dan langit-langit
  3. Bangunan satu atau banyak

Ruang Lingkup Rancang Fasilitas


Ruang Lingkup Rancang Fasilitas
Didalam perencanaan fasilitas pabrik ada dua hal pokok yang akan dibahas, yaitu pertama berkait dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) yaitu penetapan lokasi dimana fasilitas-fasilitasproduksi harus ditempatkan, dan yang kedua adalah perancangan fasilitas produksi (facilities design) yang akan meliputi perancangan struktur bangunan (structure design), perancangan tata letak fasilitas produksi (facilities/plant layout design) dan perancangan sistem pemindahan material. Berikut ini merupakan gambar dari sistematika perencanaan rancang fasilitas:
Add caption
Gambar 1.
Sistematika Perencanaan Rancang Fasilitas

Perancangan fasilitas akan menentukan bagaimana aktivitas-aktivitas dari fasilitas-fasilitas produksi dari akan bisa diatur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok secara efektif dan efisien. Untuk industi manufakturing, maka perencanaan aktivitas akan meliputi penetapan cara yang sebaik-baiknya agar supaya fasilitas-fasilitas yang ada mampu menunjang kelancaran proses produksi/ operasional. Phase perencanaan fasilitas ini akan dimulai dengan penetapan lokasi pabrik (plant location) atau penetapan lokasi dimana fasilitas-fasilitas produksi harus ditempatkan (facilities location). Penetapan lokasi pabrik ini akan memperhatikan interaksinya dengan costumers, suppliers, maupun fasilitas-fasilitas pabrik lain yang terkait. Phase perencanaan fasilitas selanjutnya adalah berkaitan dengan proses perancangan fasilitas (facilities design) yang meliputi perancangan struktur bangunan pabrik tata letak dan sistem pemindahan material.
Dalam industri manufakturing, struktural design ini akan meliputi perancangan dan pendirian bangunan pabrik serta fasilitas penunjangnya seperti jaringan listrik, air, gas, penerangan, dan lain-lain. Untuk tata letak pabrik maka disini meliputi pengaturan letak mesin, peralatan, dan fasilitas produksi lainnya yang ada dalam areal dibatasi oleh dinding-dinding pabrik. Dalam pengaturan tata letak fasilitas produksi, sekaligus disini akan dirancang pengaturan sistem pemindahan material, pergerakan personil, penyebaran informasi dalam pabrik dan sebagainya.
(Wignjosoebroto, 2009, P.16-17)

Analisa Artikel Usaha Kecil dan Menengah (UKM)


PENGEMBANGAN UKM SEBAGAI SALAH SATU UNIT USAHA
DI SEKTOR SWASTA

Latar Belakang
Di eraglobalisasi saat ini banyak orang yang lomba-lomba membuat suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, salah satunya dengan cara mendirikan usaha kecil sampai usaha yang besar. Biasanya mendirikan usaha yang besar diperlukan dengan banyak modal dan penuh pertimbangan akan berbagai macam resiko yang mungkin dapat terjadi jika tidak dapat menjalankannya. Berbeda apabila mendirikan suatu usaha yang dimulai dari usaha kecil dan menengah atau disebut UKM, usaha ini biasanya membutuhkan sedikit modal dan sebelumnya dilakukan suatu penelitian juga diperhitungakan dengan matang agar tidak menmbulkan kerugian.
Sehingga dari usaha kecil dan menengah atau UKM yang berkembang pesat dapat dijadikan suatu usaha besar yang menjanjikan untuk masa depan. Oleh karena itu untuk membuat usaha kecil dan menengah atau UKM sangat dibutuhkan sekali kreativitas dan inovasi-inovasi baru agar UKM menjadi suatu usaha yang besar atau perusahaan.   

Artikel

PENGEMBANGAN UKM SEBAGAI SALAH SATU UNIT USAHA
DI SEKTOR SWASTA
(Oleh: Sthefanny Avonina)
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.
Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya.

Analisa
            Dari Artikel di atas maka dapat dibuat suatu analisa bahwa UKM di Indonesia sangat berperan penting untuk kesejahteraan bangsa Indonesia, dimana dapat terlihat dari krisis ekonomi yang telah terjadi di negara Indonesia pada waktu lalu UKM dapat menghadapi krisis dengan tangguh. Maka UKM di Indonesia harus didukung oleh pemerintah karena dengan mendirikan UKM akan terjadi penyerapan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran yang ada di Indonesia. Selain itu produk-produk yang dihasilkan UKM tidak kalah kualitasnya dengan produk hasil perusahaan besar, karena produk dari UKM tersebut sudah mulai di ekspor ke negara lain yang meminatinya. Sehingga dengan begitu UKM dapat menambah devisit untuk negara Indonesia.
            Dalam UKM juga diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas karena untuk kelangsungan UKM agar dapat berjalan dengan baik dan menjalin mitra usaha yang sliang mengguntungkan, karena banyak perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan produk-produk dari UKM untuk dipasarkan sehingga dapat memperoleh keuntungan untuk pengusaha besar dan pengusaha kecil tersebut. Produk dari UKM berbagai macam yaitu, membuat makanan ringan, membuat batik, membuat sulaman, membuat boneka, ada juga yang menggunakan bahan baku sampah atau limbah untuk didaur ulang kemudian menjadikan produk kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Biasanya produk-produk yang dibuat oleh UKM dengan kretivitas yang tinggi dan inovasi-inovasi, karena pasti memiliki keunggulan tersendiri dari produk tersebut.

Pengertian dan Hakekat Kewirausahaan


KEWIRAUSAHAAN

Pengertian
Menurut Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.

Hakekat Kewirausahaan
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1.    Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.    Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3.    Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.    Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5.    Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6.    Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan inovatif.” (Pekerti, 1997)


Penting untuk Kewirausahaan

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

1. Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Seperti yang dikemukakan oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 : 33-34)
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.

Motivasi (Motivation) berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti to move atau menggerakkan, (Steers and Porter, 1991:5), sedangkan Suriasumantri (hal.92) berpendapat, motivasi merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan suatu kebutuhan berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Motif menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang. Secara umum motif sama dengan drive. Beck (1990: 19), berdasarkan pendekatan regulatoris, menyatakan “drive” sama seperti sebuah kendaraan yang mempunyai suatu mekanisme untuk membawa dan mengarahkan perilaku seseorang.
Sejalan dengan itu, berdasarkan teori atribusi Weiner (Gredler, 1991: 452) ada dua lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinsik mencakup (1) kemampuan, (2) usaha, dan (3) suasana hati (mood), seperti kelelahan dan kesehatan. Lokus penyebab ekstrinsik meliputi (1) sukar tidaknya tugas, (2) nasib baik (keberuntungan), dan (3) pertolongan orang lain. Motivasi berprestasi mengandung dua aspek, yaitu (1) mencirikan ketahanan dan suatu ketakutan akan kegagalan dan (2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan akan keberhasilan (McClelland, 1976: 74-75).
Namun, Travers (1982:435) mengatakan bahwa ada dua kategori penting dalam motivasi berprestasi, yaitu mengharapkan akan sukses dan takut akan kegagalan.
Uraian di atas menunjukkan bahwa setidak-tidaknya ada dua indikator dalam motivasi berprestasi (tinggi), yaitu kemampuan dan usaha. Namun, bila dibandingkan dengan atribusi intrinsik dari Wainer, ada tiga indikator motivasi berprestasi tinggi yaitu: kemampuan, usaha, dan suasana hati (kesehatan). Berdasarkan uraian di atas, hakikat motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah rangsangan-rangsangan atau daya dorong yang ada dalam diri yang mendasari kita untuk belajar dan berupaya mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

2. Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23).
Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

3. Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu enurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24) dengan judul buku “Entrepreneurship And The New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing).
Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation isthe ability to apply creative solutions to those problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live). “Sometimes creativity involves generating something from nothing. However, creativity is more likely to result in colaborating on the present, in putting old things together in the new ways, or in taking something away to create something simpler or better”. Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu :
1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
3. Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di daerah Citayem


TAPE ULI BETAWI

Makanan khas betawi selain dodol, geplak, wajik, kue apem, kue cucur,  dan masih banyak lagi. Ternyata juga ada Tape Uli betawi, makanan ini sering dijumpai dipasar-pasar tradisional di daerah jakarta. Tape uli ini merupakan makanan yang unik karena tapenya terbuat dari ketan hitam yang sudah di fermentasikan, maka juga ada yang menyebutnya uli cocol tape.
Di daerah Citayem Kampung Kelapa Rt 06 Rw 07 Depok, ada seorang pembuat tape uli yang bernama ibu Nyai. Ibu Nyai ini asli orang Jakarta dan dulu dia tinggal di Jakarta, kemudian pidah ke Citayem. Selain pandai membuat tape uli beliau juga pandai membuat aneka kue-kue basah dan kue-kue kering, kue-kue buatan ibu Nyai rasanya enak. Sehingga ibu Nyai membuka usaha kecilnya atau dapat dikatakan usaha rumah tangga yang berdasarkan pesanan, karena di kampung kelapa dan kampung sekitarnya kue buatan ibu Nyai sudah banyak dikenal dan diminati warga. Apalagi tape uli buatan ibu Nyai biasanya hampir setiap ada pernikahan warga sekitar memesan tape uli dari ibu Nyai.
Proses pembuatan tape uli ini cukup sulit, karena untuk hasil yang maksimal memakan waktu 2 hari. Berikut ini proses pembuatan tape uli betawi dari ibu Nyai.
Membuat Tape:
- Bahan baku :       1.   Ketan hitam 1 liter
                                 2.   Ragi Fermentasi
- Cara membuat Tape:
            Ketan hitam dicuci terlebih dahulu, kemudian dikukus dengan menggunakan langseng atau paci untuk mengukus. Ketan hitam yang sudah matang diangkat dan letakan di baskom lalu didinginkan dengan mengipas-ngipasnya, setelah ketan hitam itu ketan hitam dimasukan ketempat yang tertutup rapat dan di taburkan ragi secukupnya lalu ditutup rapat untuk proses fermentasi yang maksimal, juga tidak boleh dibuka sehingga didiamkan selama 1 hari semalam. Bila sudah 1 hari semalam ketan hitam dibuka dari tempat fermentasinya dan rasanya manis, sehingga disebut tape.
Membuat Uli:
 - Bahan baku :      1.   Ketan putih 1 liter
                                 2.   Kelapa yang sudah diparut
                                 3.   Garam secukupnya
- Cara membuat Uli:
            Ketan putih dicuci terlebih dahulu, lalu dikukus bersama kelapa parut dan masukkan garam secukupnya. Mengukusnya dengan menggunakan langseng atau paci untuk mengukus. Setelah matang diangkat dan letakan di tempat yang cukup luas kemudian ketan putih dan kelapa yang sudah tercapur dan masih panas ditumbuk, hingga halus. Bila sudah halus dan memjadi uli lalu didinginkan, uli dicetak atau dibungkus dengan daun pisang.

Rabu, 20 Oktober 2010

TUGAS 2 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


Nama / NPM   : Mayasari / 30407546
Kelas              : 4-ID01


MENGANALISA ARTIKEL KOMPENSASI

ARTIKEL
Mantan Karyawan Pailitkan Perusahaan
07 Dec 2009
Harian Ekonomi Neraca Nasional
Jakarta - Dua belas mantan karyawan perusahaan tekstil mengajukan permohonan pailit terhadap PT Langsung Mulus Textile Mills. Permohonan dilayangkan lantaran perusahaan asal Bandung itu tak jua membayar kompensasi atas pemecatan karyawan. Padahal Pengadilan Hubungan Industrial Bandung telah ketuk palu soal jumlah kompensasi sebesar Rp296,793 juta. Dua tahun berlalu sejak putusan dibacakan, PT Langsung Mulus tetap bergeming atas putusan majelis hakim. Melalui kuasa hukumnya, Alba Sukmahadi, 12 mantan karyawan mendaftarkan permohonan ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat akhir November lalu. Majelis hakim yang diketuai Syarifuddin menggelar persidangan perdana perkara ini, pekan lalu.
Alba menerangkan, PT Langsung Mulus menutup perusahaan secara sepihak sejak 1 Agustus 2007. Seminggu kemudian, PT Langsung Mulus melaporkan ke Dinas Tenaga Kerja bahwa penutupan dilakukan karena perusahaan terus merugi. Sejak operasional perusahaan dihentikan, karyawan tidak digaji lagi. Bahkan perusahaan menetapkan kompensasi pemecatan dibawah ketentuan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.  Bagi karyawan yang bekerja 20 tahun lebih saja hanya diberi kompensasi Kp I juta ditambah 10 persen. Masa kerja 19-20 tahun dikasih kompensasi Rp3,5 juta plus 10 persen. Masa kerja 17-18 tahun mendapat kompensasi Rp3 juta plus 10 persen. Masa kerja 13-16 tahun diberi kompensasi Rp2,5 juta plus 10 persen. Masa kerja 8-12 tahun mendapat kompensasi Rp2 juta plus 10 persen. Tawaran itu tak ditelan mentah-mentah oleh para pemohon. Dua belas pemohon mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial Bandung. Hasilnya, berdasarkan putusan No. 157/G/2007/PH1.BDG, pengadilan mengabulkan gugatan pemohon. Kompensasi yang harus diberikan pada 12 karyawan sebesar Rp296,793 juta. Hingga kini, PT Langsung Mulus belum membayar kompensasi itu sehingga dianggap sebagai utang.
Selain itu, PT Langsung Mulus juga berutang pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan Bank UOB sesuai putusan Pengadilan Hubungan Industrial Bandung. Dengan begitu, permohonan pailit memenuhi Pasal 2 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Yakni, adanya utang jatuh yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, serta terdapat dua kreditur atau lebih. Persidangan perkara ini akan digelar kembali pekan depan dengan agenda jawaban dari PT Langsung Mulus.
Sumber:

ANALISA
Ironis sekali nasib dua belas orang mantan karyawan PT Langsung Mulus Textile Mills, bila kompensasi atas pemecatan karyawan tidak diberikan oleh PT Langsung Mulus Textile Mills. Padahal Pengadilan Hubungan Industrial Bandung telah ketuk palu soal jumlah kompensasi sebesar Rp296,793 juta. Mungkin anggapan PT Langsung Mulus Textile Mills dua belas  mantan karyan itu tdak menuntut atas haknya sehingga pihak PT Langsung Mulus Textile Mills tidak meghiraukan putusan majelis hakim. Akan tetapi dua belas orang mantan karyawan tidak berhenti untuk mendapatkan haknya dan hal sepeti itu memang harus dilakukan karena kita sebagai manusia harus mempertahankan dan mendapatkan hak kita. Terlebih lagi dalam hal kompensasi sekecil atau sebesar nilai kompensasi yang memang hak kita untuk medapatkannya dari perusahaan tempat bekerja harus kita terima. Karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan itu sendiri. Sebaliknya besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan keja karyawan.
Apa bila kompensasi diberika secara tepat dan benar kepada karyawan, maka para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Sedangkan bila kompensasi itu diberikan tidak sesuai atau kurang tepat, pretasi, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan akan menurun. Kompensasi bukan hanya kepentingan untuk para karyawan saja, melainkan juga pentingan bagi organisasi itu sendiri, karena program-program kompensasi juga merupakan pencerminan supaya organisasi dapat untuk mempertahankan sumber daya manusia.